Lintasan sejarah Paroki St. Monika - Serpong 25 Desember 1989 | Kesepakatan pembentukan sebuah Paroki baru di daerah Serpong. | 13 Mei 1990 | Misa Pertama di Aula TK Strada Bhakti Nusa Melati Serpong dan pertemuan antara Pastor Ignatius Putranto OSC dengan Pengurus Lingkungan untuk merencanakan pembentukan Stasi. Lingkungan yang ada saat itu, yakni lingkungan Yohanes V (eks Paroki St. Maria Tangerang), lingkungan Yohanes VI (eks Paroki St. Maria Tangerang) dan lingkungan Margaretta (eks Paroki St. Agustinus Karawaci). | 24 Mei 1990 | Pemilihan Pengurus Dewan Stasi Serpong. | 5 Juni 1990 | Pembentukan dan Pengakatan Pengurus Harian Dewan Stasi dan seksi-seksinya oleh Pastor Chris Tukiyat OSC dengan surat keputusan No. 024/DS/V/90 tanggal 19 September 1990. | 10 Oktober 1990 | Terbit Advice Planning (Ijin Prinsip) Pembangunan Gereja No. 593/3512-Bappeda/90/III dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang. | 12 Oktober 1990 | Pengangkatan Ketua Panitia Pembangunan Gedung Serba Guna (PPGS) oleh Dewan Paroki St. Agustinus dan Pembentukan Pengurus Inti No. 012/DS/X/90 dengan surat pengangkatan yang ditanda tangani oleh Pastor Chris Tukiyat OSC. | Januari 1991 | Dimulai kegiatan pencarian dana pembangunan gedung gereja. | 4 April 1991 | Diputuskan penggunaan nama "ASCENSIO" sebagai nama Stasi Serpong yang dimulai berdiri bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus pada tanggal 24 Mei 1990 dengan surat Keuskupan Agung Jakarta No. 493/3.27.39/91 yang ditanda tangani oleh Mgr. Leo Soekoto SJ. | 18 Mei 1992 | Terbit surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Gereja dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tinggkat II Tangerang. | 22 Juli 1992 | Panitia Peletakan Batu Pertama dibentuk. | 1 Oktober 1992 | Peletakan Batu Pertama oleh Uskup Agung Jakarta yang diwakili oleh Pastor Martinus Soenarwidjaja SJ (almarhum), sebagai tanda dimulainya pembanguan fisik Gedung Gereja, Gedung Pastoran dan Gedung Paroki/Aula. | 25 November 1992 | Pembangunan Gedung Pastoran dimulai. | 28 Maret 1993 | Pembangunan Gedung Pastoran selesai. | 20 Mei 1993 | Pemberkatan Gedung Pastoran oleh Pastor Chris Tukiyat OSC. | 3 November 1995 | Perubahan status Stasi Ascensio menjadi Paroki St. Monika Serpong. | 26 November 1995 | Peresmian Gedung Gereja Paroki St. Monika - Serpong dan diadakan misa yang dipimpin oleh Pastor Martinus Soenarwidjaja SJ (almarhum). |
Riwayat Monika
Mengenal
lebih dekat dengan pelidung Gereja kita Santa Monika
Dalam kalendar orang-orang
kudus gereja Katolik, Santa Monika diperingati setiap tanggal 27
Agustus.
Siapakah Santa Monika
itu?
Santa Monika, ibu Santo
Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya
yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen, terutama mereka yang
anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan.
Riwayat hidup Monika terkait erat dengan hidup anaknya, Santo Agustinus,
yang terkenal bandel sejak mudanya.
Monika lahir di Tagaste,
Afrika Utara, dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat.
Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir
yang cepat panas hatinya.
Dalam hidupnya bersama
Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius
dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan usah keras istrinya
mendidik Agustinus agar menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun
semua itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa mohon campur tangan
Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apapun bahwa
doanya akan dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya,
Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia
dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritus hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus
berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago, dia meninggalkan
imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat serta hidup dengan seorang
wanita dan mempunyai anak tanpa perkawinan yang sah. Untuk menghindar
dari ibunya, dia pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput
dari doa dan air mata ibunya.
Monika tidak tega membiarkan
anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul ke Italia.
Disana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano,
ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius dan berkat bimbingan serta teladannya,
Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya.
Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya.
Setelah mengalami masa-masa
bahagia bersama anaknya, Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma.
Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang
tak kunjung putus, pasti akan didengarkan Tuhan.
disadur
dari: Mgr. Nicolaas Martinus Schneider, CICM. " Orang Kudus Sepanjang Tahun",
Penerbit Obor, 1993.
|